Cintaku Kembali
Cahaya mentari pagi menembus jendela ruang itu, terlihat seorang wanita dengan setelan kantor nan elegan itu sedang sibuk berkutat dengan laptopnya, tak jarang ia menganggukkan kepalanya lalu membenahi kacamata yang menggantung indah menghiasi netranya. Bibir ranum berbentuk hati serta surai gelap yang ia gerai indah, membuatnya tampak cantik nan menawan.
Tak mudah untuk
mendapatkan posisinya saat ini, yang diketahui sebagai CEO Manager suatu
perusahaan. Hal itu membuatnya cukup sibuk karena tiap harinya harus selalu
bergelut dengan berbagai dokumen penting. Sikap profesional sangat ia junjung
tinggi demi berusaha melakukan yang terbaik.
Drrrt...drrtt...drrt…
Tiba-tiba getaran sebuah
benda persegi panjang yang berada disisi lain meja itu mengalihkan atensinya,
ia segera mendekatkan benda itu pada sisi telinganya.
“Halo…” Arin memasang
wajah datarnya
“....” Samar terdengar
suara disebrang panggilannya
“Apa? Bagaimana bisa?”
Arin sedikit menaikkan volume suaranya, matanya membulat sempurna terkejut akan
pernyataan seseorang disebrang sana
“Aishh, Baik saya akan
segera kesana” Arin mendegus kesal kemudian ia segera mematikan smartphonenya
dan beranjak pergi melewati daun pintu ruangannya. Arin berjalan tergesa-gesa
menyusuri koridor Rumah Sakit, ia segera menuju ke ruangan UGD untuk memenuhi
panggilan yang baru ia terima.
Arin membuka tirai salah
satu tempat pasien di UGD itu yang kebetulan langsung menampakkan seseorang
penyebab ia berdiri disini sekarang. Arin segera mendekat menuju samping
ranjangnya lalu menutup kembali tirai bewarna biru muda itu.
“Apa yang terjadi padamu
huh?”
Ujar Arin lembut sambil
mengelus surai sahabatnya yang sedang terlelap itu. Tak berapa lama Lelaki yang
merupakan sahabatnya itu perlahan mengerjapkan mata, berusaha menerima biasan
cahaya pada netranya.
“Di...dimana aku
sekarang?”
Lelaki itu bergumam lirih
sedikit memecah keheningan, kemudian mendudukkan tubuhnya diatas ranjang UGD.
“Bagaimana hal ini bisa
terjadi padamu Ken?” tanya Arin khawatir melihat keadaan Ken.
“Rin, sungguh ini
kejadian yang tak terduga. Ada seorang anak kecil tiba-tiba melintas di jalan
lalu aku terkejut dan berusaha menghindar dengan membelokkan kemudi motorku
hingga akhirnya melesat menabrak pembatas jalan. Aku pun terjerembab ke aspal
dengan tubuhku yang berguling tak beraturan. Sejenak mataku mengerjap lemah
sampai akhirnya gelap memenuhi penglihatanku.” Ken menjelaskan peristiwa yang
terjadi kepada Arin.
Ken memandang Arin
lamat-lamat penuh arti setelah menjelaskan kejadiannya kemudian ia memeluk
Arin.
“Biarkan aku memeluk
sahabat terbaikku ini”
Ken memeluk Arin sembari
meletakkan dagunya diatas bahu sempit Arin, sementara Arin masih terdiam.
Kemudian, tiba-tiba tirai
terbuka lagi menampakkan dokter nan rupawan dengan tubuh tegap berbalutkan jas
putih. Dokter itu mengerjap kaget melihat pasiennya sedang berpelukan
dihadapannya, Ia kaget bukan karena si pasien melainkan wanita yang bersama
pasien itu. Ya, wanita yang membuat hatinya berdesir tak karuan, yang pernah
sangat berpengaruh di hidupnya, dia adalah Arin.
Sadar jika tidak hanya
mereka berdua yang sedang mengisi suasana disini, Arin perlahan melonggarkan
pelukannya pada Ken sampai kemudian pandangan Ken jatuh pada Dokter lelaki yang
berdiri tak jauh dari mereka. Arin yang menyadari adanya atmosfer aneh di
sekelilingnya pun membalikkan tubuhnya. Sontak mata Arin membulat terkejut
menatap sosok didepannya, lidahnya pun terlalu kelu hanya sekedar untuk
mengucapkan nama sang dokter lelaki itu.
Mereka bertiga saling
menatap dalam keterkejutan, tanpa terasa mata Arin sudah mengembun dipenuhi
oleh kristal bening. Tak kalah terkejut Dokter lelaki itu juga menatapnya
dengan mata yang berkaca-kaca, berusaha menautkan perasaan lama yang pernah
mereka rajut bersama. Di situlah tatapan Ken mengarah pada netra keduanya yang
saling bertautan. Entah, Ken menatap mereka dengan raut yang sulit untuk
diartikan.
“An...dra…”
“Kau kah itu?” Ujar Ken menyebut
nama sang dokter memastikan bahwa ia adalah kawan lamanya.
Andra yang tatapannya
saling bertautan dengan Arin itu langsung mengerjap dan mengalihkan
pandanganya.
“I...i...iya, Ken” jawab
Andra terbata sembari menatap Ken disertai senyuman canggungnya.
“Dan Kau….”Andra menatap
wanita itu lagi penuh makna
“A...rin”
Cintaku kembali...
Dialah yang dulu mengisi
hatiku
Memberi kasih sayang
padaku
Mengenalkanku tentang
cinta.
- Fin -
Author : Yura / Wardhaniira
sumber foto : clbk-novels
Komentar
Posting Komentar